Selasa, 16 Juni 2015

RIHLAH GAMMUS ITSB SEASON #1

RIHLAH GAMMUS ITSB SEASON #1
Sabtu, 13 Juni 2015

Assalammualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh…
Gimana kabarnya wahai saudara/i ku yang dirahmati Allah SWT? Alhamdulillah yaa…
Disini GAMMUS ingin berbagi cerita mengenai Rihlah GAMMUS untuk yang pertama. Rihlah berarti “perjalanan”. Rihlah kita lakukan dalam satu hari dimana destinasi kita adalah “Curug Cigentis” yang berada di Desa Mekar Buana, Tegalwaru, Karawang, Jawa Barat. Untuk sampai disana, kita menggunakan transportasi kendaraan roda 2: motor. Waktu untuk menuju kesana membutuhkan ±2 jam. Bagaimana kronologis dan blusukan yang kita lakukan disana, berikut dokumentasinya :


Gbr 1. Sebelum berangkat sarapan dulu yukk…

Gbr 2. Briefing mengenai rundown acara serta pembagian kelompok, setiap anggota kelompok wajib mengafalkan sebuah ayat dan artinya yaa.. ada Doorprize menanti lohh

Gbr 3. Mulai jalan, hati-hati yaa jangan ngebut-ngebut. Karena ada beberapa jalan yang sedikit rusak. Hati-hati, teliti, dan konsentrasi hehehe

Gbr 4. Ini kita udah nyampe di pintu gerbangnya lohh.. Ukhti-ukhti ini luarbiasa lohh bawa motornya udah kaya Valentino Rossi yang lagi kena macet #jangandibayangkan hehehe


Gbr 5. Saatnya olahragaa, ayoo semangat ya Akhi jangan kalah sama Ukhtinya. Ini adalah momen yang paling melelahkan bagi kita, tapi kelelahan kita akan terbayar ketika kita sampai tujuan kita. HAMASAH!!!

Gbr 6. Setor hafalan ayat ditengah2 perjalanan, hayoo walau pada capek tapi harus tetep fokus yaa






Gbr 7. Alhamdulillah akhirnya nyampe curug jugaa, pada kecapean nih . Duduk sambil dengerin beberapa kata sambutan dari ketua GAMMUS dan Ketua Pelaksana serta beberapa materi yang disampaikan oleh Akhi Yusuf dan Ukhti Zamut. 


Gbr 8. Sesi foto-foto dan juga ada yang abis mandi-mandi tuh Akhi-nya. Subhanallah ..


Gbr 9. S E M A N G A T ! Bakti Sosial demi Kemakmuran Musholla. Mushollah Al-Ikhlas ini berada di daerah sekitar Curug Cigentis, sekitar ±50 meter dari Curug. “Kebersihan adalah sebagian dari Iman” Semoga kita senantiasa beriman kepada-Nya.


Gbr 10. Selesai Baksos, wajah-wajah masih terlihat bersemangat. Semua karena indahnya K E B E R S A M A A N !!! Tidak ada yang terasa terbebani jika kita melakukan semuanya dengan Ikhlas dan sabar, dan berjamaah. Semoga kelak di Syurga kita kan dipertemukan kembali.. Amiinn ya Robbal Alamin…

Sekian dulu kronologi singkat mengenai rihlah GAMMUS yang pertama ini. Sebenarnya masih banyak lagi kegiatan rihlah yang kita lewatkan dalam blog ini. Jika penasaran nantikan dan ikuti Rihlah GAMMUS Season berikutnya yaa. #GAMMUS #ITSB #KeepSpirit #KeepIstiqomah

Wassalammualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh…


Sabtu, 06 Juni 2015

Bagi Yang Demam Akik, Apa Tujuan Anda Memakainya?

Kota Deltamas, 06 Juni 2015



Jika tujuan Anda meniru Nabi –shallallahu alaihi wasallam-, ketahuilah bahwa beliau memakainya karena tuntutan keadaan, kalau saja bukan karena tuntutan tentu beliau tidak mengenakannya, cobalah perhatikan hadits berikut:
Sahabat Anas -radhiallahu anhu- mengatakan:
أنَّ النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ أراد أن يكتب إلى كِسرى وقيصرَ والنَّجاشيِّ . فقيل : إنهم لا يقبلون كتابًا إلا بخاتمٍ . فصاغ رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ خاتمًا حلقةَ فضةٍ . ونقش فيه – محمدٌ رسولُ اللهِ –
“Ketika Nabi –shallallahu alaihi wasallam– ingin menulis surat kepada kisra (raja persia), qaishar (raja romawi), dan raja Najasyi, beliau diberi kabar bahwa mereka tidaklah menerima surat kecuali dengan STEMPEL.
Maka Rasulullah –shallallahu alaihi wasallam– pun membuat CINCIN yang lingkarannya terbuat dari perak, dan diukirlah padanya tulisan ‘Muhammadur Rasulullah‘.” (HR. Muslim: 2092)
Jika tujuan Anda karena senang memakai cincin, maka silahkan memakainya, tapi janganlah mendakwakan bahwa itu sunnah Nabi –shallallahu alaihi wasallam-, karena beliau memakainya bukan karena kesenangan, tapi karena tuntutan dan kebutuhan.
Pegang teguhlah perkataan Imam Syafi’i –rahimahullah-: “Aku beriman kepada Rasulullah, dan apapun yang datang dari Rasulullah, sesuai yang DIINGINKAN oleh Rasulullah –shallallahu alaihi wasallam-“. (Lum’atul I’tiqod, hal:7).
Jika tujuan Anda ingin menggunakannya untuk “keberuntungan”, atau “penglaris”, atau “pesugihan”, atau “pelet”, maka ini tidak hanya bukan sunnah Nabi, tapi sudah masuk dalam ranah kesyirikan, karena ini sama dengan menggunakan jimat, padahal Baginda Nabi –shallallahu alaihi wasallam– telah bersabda:
من علَّقَ تميمةً فقد أشرَكَ
Barangsiapa menggantungkan tamimah (jimat), maka dia telah jatuh dalam kesyirikan” (HR. Ahmad: 17422, shahih)
Jika Anda menggunakannya karena ikut-ikutan tren, maka ini tidak sepantasnya dilakukan, karena perangai ikut-ikutan itu menunjukkan tidak adanya prinsip/pegangan hidup. Abdullah bin Mas’ud –radhiallahu anhu– pernah mengatakan:
Janganlah kalian sekali-kali jadi orang yg ikut-ikutan… yaitu orang yg mengatakan: aku (akan) bersama manusia, jika mereka mendapatkan petunjuk; aku pun mendapatkan petunjuk, dan jika mereka tersesat; aku pun akan tersesat“. (Hilyatul Aulia 1/136).
Jika Anda menggunakannya, tanpa alasan apapun, maka hati-hatilah, mungkin saja Anda sedang tidak sadar atau lagi kena guna-guna penjual akik..
Penulis: Ust. Musyafa Ad Darini, Lc., MA.
Artikel Muslim.Or.Id

Mengaitkan Kepribadian Dengan Golongan Darah, Apakah Termasuk Ramalan?

Kota Deltamas, 6 Juni 2015


Setelah kami melihat pada beberapa jurnal dan penelitian ilmiah, ternyata tidak ada hubungan sama sekali antara karakteristik dan golongan darah. Bahkan sebuah penelitian di Jepang, di mana Jepang diberitakan sebagai sumbernya dan sempat menjadi trend di sana, hasil penelitian di Jepang tersebut menunjukkan tidak ada hubungan sama sekali.
Berikut kami nukilkan jurnal penelitiannya:
Despite the widespread popular belief in Japan about a relationship between personality and ABO blood type, this association has not been empirically substantiated. This study provides more robust evidence that there is NO RELATIONSHIP between blood type and personality, through a secondary analysis of LARGE-SCALE survey data. Recent data (after 2000) were collected using large-scale random sampling from OVER 10,000 PEOPLE in total from both Japan and the US. Effect sizes were calculated. Japanese datasets from 2004 (N = 2,878–2,938), and 2,005 (N = 3,618–3,692) as well as one dataset from the US in 2004 (N = 3,037–3,092) were used. In all the datasets, 65 of 68 items yielded non-significant differences between blood groups. Effect sizes (η2) were less than .003. This means that blood type explained less than 0.3% of the total variance in personality. These results show the NON-RELEVANCE of blood type for personality”.1
Kami pun sekarang sedang menempuh spesialis patologi klinik yang salah satu fokusnya adalah mempelajari darah, komponen serta penyakit terkait dengan darah. Sejauh yang kami pelajari, tidak dijumpai ada komponen atau zat dalam setiap golongan darah yang bisa menyebabkan perbedaan sifat atau mempengaruhi karakter khas seseorang berdasarkan golongan darah. Selain itu jika kita mepelajari lebih detail, golongan darah banyak jenis dan pengelompokannya, bukan hanya golongan A, B, AB dan O.
Secara rasional pun, terlalu sempit jika membatasi sifat manusia yang sangat banyak hanya dengan empat golongan darah saja. Misalnya, betapa banyak orang bergolongan darah O yang sangat pemarah, ada pula orang bergolongan darah O yang sangat sabar dan ada pula yang tengah-tengah.

Jika terbukti tidak ada hubungannya sebaiknya dijauhi

Meskipun hanya iseng dan sekedar main-main saja, sebaiknya dijauhi. Karena hal ini dikhawatirkan termasuk meramal yang dilarang dalam agama dan termasuk kesyirikan yang merupakan larangan terbesar dalam agama. Sebagaimana zodiak dan menebak-nebak nasib, sifat karakter dan peruntungan.
Perlu dibedakan antara ramalan dan prediksi berdasarkan indikasi. Ramalan tidak diperbolehkan, sedangkan prediksi boleh. Agar lebih paham beda ramalan dan prediksi, perlu diketahui mengenai hukum sebab-akibat.
Sebab ada dua yaitu sebab syar’i dan sebab qadari.
1. Sebab syar’i:
Sebab yang ditunjukkan oleh dalil Al-Qur’an atau hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ini bisa kita sebut sebagai sebab walaupun tidak atau hanya belum terbukti secara ilmiah, dengan penelitian atau logika. Karena yang menyatakannya sebagai sebab adalah kabar dari Allah Ta’ala dan hadits Nabi (yang juga bersumber dari Allah Ta’ala). Tentu Allah Subhanahu wa ta’ala lebih mengetahui ciptaan-Nya.
Contoh:
  • Maksiat menyebabkan bencana.
  • Doa dan sedekah bisa menyembuhkan penyakit.
  • Sahabat meruqyah yang terkena racun kalajengking, cukup dibacakan dengan Al-Fatihah saja dan langsung sembuh saat itu juga.
2. Sebab qadari:
Yaitu sebab yang dibuktikan dengan pengalaman, logika dan penelitian ilmiah sebagai sebab dari sesuatu. Sebab qadari ada yang dengan cara halal/benar dan ada juga yang haram. Contohnya:
  • sebab qadari yang halal/benar, misalnya: api bisa membakar, rajin belajar bisa pandai, jatuh akan membuat sakit, buang sampah di sungai bisa menyebabkan banjir, dll.
  • sebab qadari yang haram: dengan mencuri bisa dapat harta.
Jika mengaitkan suatu hal, pada sebab yang bukan sebab syar’i maupun sebab qadari, maka ini berarti mengaitkan sesuatu bukan pada sebabnya. Dan ini bisa menjerumuskan orang pada perbuatan khurafat, tahayul, dan meramal hal gaib.
Pada kasus menebak karakteristik berdasarkan golongan darah bisa jadi masuk dalam hal ini, karena tidak terbukti secara sebab syar’i maupun sebab qadari. Maka ini dikhawatirkan menebak yang termasuk meramal.
Adapun prediksi atau ramalan yang sifatnya hissiy (memiliki komponen nyata yang bisa diukur) dan taqdiri (terukur) hukumnya boleh karena ada indikasi sebab-akibat, misalnya ramalan (prediksi) cuaca, meramal kapan buah dari suatu tanaman bisa dipetik, memprediksikan keuntungan perusahaan di akhir bulan, dll.

Kenapa meramal bisa termasuk kesyrikan

Karena meramal berarti mengklaim bisa mengetahui hal ghaib. Sedangkan hal ghaib adalah hak khusus Allah saja, hanya Allah yang tahu hal gaib. Allah Ta’ala berfirman.
قُلْ لا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ
Katakanlah, tidak ada satupun di langit dan dibumi yang mengetahui hal ghaib, kecuali Allah. (QS. An-Naml: 65).
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لا يَعْلَمُهَا إِلا هُوَ
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri.” (Al-An’am: 59)
Karenanya zodiak atau perbintangan dan menebak sifat dan peruntungan dengan menggunkan ilmu nujum dilarang dalam agama Islam. Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ اقْتَبَسَ عِلْمًا مِنَ النُّجُومِ، اقْتَبَسَ شُعْبَةً مِنَ السِّحْرِ زَادَ مَا زَادَ
Siapa yang mempelajari ilmu nujum (perbintanga/zodiak), berarti dia telah mempelajari sepotong bagian ilmu sihir. Semakin dia dalami, semakin banyak ilmu sihir pelajari. (HR. Ahmad, dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Termasuk dalam hal ini adalah anggapan sial (thiyarah), misalnya golongan darah atau zodiak ini berarti sedang kurang beruntung dalam masalah keuangan dan asmara. Padahal tidak ada sebab dan indikasinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الطِّيَرَةُ شِرْكٌ، الطِّيَرَةُ شِرْكٌ، ثَلَاثًا
Thiyarah itu syirikthiyarah itu syirik, (3 kali)” (HR. Ahmad, dishahihkan Syuaib Al-Arnauth).
Demikian juga dilarang mendatangi dukun dan peramal. Walaupun hanya sekedar iseng-iseng saja. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا، فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ، فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّد
Barangsiapa mendatangi dukun atau peramal, lalu ia mempercayai ucapan dukun atau peramal tersebut maka ia telah kafir terhadap (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad -shallallahu’alaihi wa sallam-.” (HR. Ahmad, lihat Ash-Shahihah: 3387)

Kesimpulan

Sebaiknya hindari meramal karakteristik berdasarkan golongan darah walaupun sekedar iseng saja, karena tidak terbukti baik secara syar’i maupun qadari dan dikhawatirkan terjerumus dalam kesyirikan yang merupakan larangan terbesar dalam agama dan pelakunya bisa terancam kekal di neraka.
Demikian semoga bermanfaat.
***
@Markaz YPIA, Yogyakarta tercinta
Penyusun: dr. Raehanul Bahraen