Kamis, 26 November 2015

2 Dosa yang dianggap Remeh namun Siksaannya Pedih

 

16 November 2015 / 13 Safar 1437 H

Sering Rasulullah melewati kuburan. Namun, kali ini berbeda. Beliau mendengar dua orang penghuni kubur yang sedang disiksa dengan siksaan yang pedih. Azab kubur itu demikian dahsyat sehingga beliau berhenti. Sahabat yang mengikuti beliau pun ikut berhenti lalu Rasulullah menerangkan tentang apa yang diberitahukan Allah tentang siksa kubur itu.

يُعَذَّبَانِ ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِى كَبِيرٍ ، ثُمَّ قَالَ بَلَى ، كَانَ أَحَدُهُمَا لاَ يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ ، وَكَانَ الآخَرُ يَمْشِى بِالنَّمِيمَةِ

“Keduanya disiksa, dan tidaklah keduanya disiksa karena dosa besar” Lalu beliau melanjutkan sabdanya, “Benar (sebenarnya itu dosa besar), salah satunya disiksa karena tidak menjaga diri saat buang air kecil dan yang satu lagi disiksa karena namimah” (HR. Bukhari)

Ketika menjelaskan hadits ini dalam Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Asqalani menjelaskan bahwa “wa maa yu’adzdzibaani fii kabiir” maksudnya adalah dua dosa itu menurut mereka (orang yang disiksa kubur tersebut) bukanlah dosa besar. Doa itu dianggap kecil. Dosa itu diremehkan. Padahal sebenarnya dosa itu besar dalam pandangan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Anggapan yang meremehkan dosa itu persis seperti firman Allah:

وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمٌ

“Kamu mengira bahwa hal itu adalah remeh padahal ia di hadapan Allah sangat besar” (QS. An Nur: 15)

Dua dosa yang dianggap remeh padahal sebenarnya merupakan dosa besar dan karenanya mendatangkan siksa kubur yang pedih itu adalah tidak menjaga diri dari kencing dan namimah.

Tidak menjaga diri dari kencing, sebagian ulama mengartikan tidak menutu aurat saat buang air kecil. Namun pendapat yang lebih kuat adalah tidak menjaga diri dan pakaian pada saat buang air kecil sehingga terciprat air kencing. Akibatnya, tubuh atau pakaiannya terkena najis dan menjadikan shalatnya tidak sah. Sebab di antara syarat sah shalat adalah suci badan, pakaian dan tempat shalat dari najis.

Di zaman sekarang, perkara menjaga diri dan pakaian dari air kencing ini dianggap perkara yang remeh. Coba lihat di pusat perbelanjaan atau tempat-tempat umum, sering kali yang tersedia adalah tempat buang air kecil yang tidak representatif atau urinoir yang membuat orang sulit menghindari cipratan air kencing. Selain faktor fasilitas, faktor ‘kemalasan’ juga dominan. Setelah buang air kecil tidak beristinja’ dengan baik, ada yang bahkan tanpa merasa berdosa setelah buang air kecil langsung memasukkannya ke celana tanpa istinja’. Akibatnya, celana otomatis terkena najis.

Yang kedua adalah namimah; mengadu domba antar dua orang atau pihak agar bermusuhan. Di zaman sekarang, hal ini juga sering dianggap remeh. Karena alasan karir, dua orang diadu. Karena alasan bisnis, dua pesaing dibuat bermusuhan. Karena alasan politik, fitnah dilancarkan agar dua pihak saling berlawanan. Apalagi di era media sosial, namimah sepertinya makin dianggap remeh padahal di sisi Allah merupakan dosa besar yang mengakibatkan pelakunya mendapat siksa pedih di alam barzakh. Wallahu a’lam bish shawab. 
 (kisahikmah.com)




Manusia Mudah Dikuasai Iblis, Jika Berada dalam 3 Kondisi Ini !!

 


16 November 2015 / 13 Safar 1437 H


Nabi Musa ‘alaihis salam pernah bertemu dengan iblis yang menyerupai manusia. Atas ijin dan karunia dari Allah, Nabi Musa berhasil mengorek keterangan dari iblis tentang siapa manusia yang paling mudah dikuasai olehnya.

Iblis akhirnya memberitahukan rahasia itu. “Tiga kondisi yang membuat manusia akan mudah kami kuasai,” kata Iblis, “Jika manusia kagum dengan dirinya, merasa banyak amalnya dan melupakan dosa-dosanya.”

Saudaraku, dari kisah yang dituturkan Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam buku Talbis Iblis ini kita bisa mengambil banyak pelajaran.

Kekaguman pada diri sendiri (‘ujub) merupakan cikal bakal kesombongan. Merasa diri paling baik, paling suci, paling hebat. Sikap inilah yang dulu dimiliki iblis sehingga ia diusir dari surga. Rupanya, dengan sikap ini pula manusia akan mudah dikuasai oleh iblis. 

Ketika seseorang takjub pada dirinya, ia cenderung akan buta dari kekurangan dan kesalahan dirinya sendiri. Pada saat yang sama, ia juga tak bisa melihat kebaikan orang lain dan belajar dari mereka. Yang terjadi, saat ada orang lain berbuat baik, ia menganggapnya kecil dibandingkan dengan kebaikannya. Saat mengetahui ada orang lain berprestasi, ia menganggap tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan dirinya.

Kalaupun amal dan prestasi orang lain itu tak bisa disamainya, ia akan mencari kekurangan atau kesalahan orang itu untuk dibandingkan dengan dirinya hingga sampai pada kesimpulan bahwa dirinya tetap lebih unggul dan lebih baik dari orang lain.

Merasa banyak amal merupakan kondisi kedua yang membuat manusia mudah dikuasai iblis. Karena merasa banyak amal, ia jadi meremehkan dosa. Apalagi jika menurutnya itu adalah dosa kecil yang tak sebanding dengan akumulasi amal baiknya. Akhirnya ia menjadi berani durhaka kepada Allah, tanpa sadar menumpuk-numpuk dosa. Ia beranggapan kumpulan dosanya hanyalah setumpuk kerikil, padahal dosanya telah menggunung. Ia beranggapan amalnya seluas samudera, padahal tidak bernilai di hadapan Allah laksana tetes-tetes air yang menguap terkena sinar matahari.

Para ulama dan wali Allah, mereka tidak menganggap kecil suatu dosa karena setiap dosa sejatinya adalah kedurhakaan kepada Allah yang Maha Besar. Ke-Maha Besar-an Allah membuat mereka sadar bahwa sekecil apapun maksiat harus segera disesali dan ditaubati. Maksiat mereka risaukan namun kepada siapa mereka bermaksiat itu yang lebih merisaukan.

Sementara orang-orang yang dengan mudahnya melupakan dosa-dosanya, merasa bahwa semuanya tidak masalah, mereka mudah dikuasai iblis. Dosa demi dosa tidak membuat bertaubat tetapi justru dilupakan dan tidak dianggap. Hingga tertumpuklah dosa-dosa itu dan tiba-tiba ia terkejut saat melihat betapa menjulangnya tumpukan dosa pada yaumul hisab. Wallahu a’lam bish shawab.
(kisahikmah.com)



TABLIGH AKBAR ITSB 2015

 
26 November 2015 / 13 Safar 1437 H
 ASSALAMUALAIKUM WR. WB. 

Keluarga Mahasiswa Muslim Institut Teknologi dan Sains Bandung (GAMMUS ITSB) berkolaborasi dengan Kementerian Agama Kabinet Satria Muda Berkarya dengan bangga mempersembahkan :
TABLIGH AKBAR dengan tema "Make a Change In The Hijr Year"

Bersama Ustadz Akbar Nazary Muhammad (Ketua Yayasan Majelis Dakwah Islam & Founder Line @dakwahislamid ) @akbarnm

Kapan?
Minggu 29 November 2015
Pukul 09.00 until end
(SAVE DATE yaak)

POSISI
Di Lobby Kampus ITSB Kota Deltamas, Cikarang Pusat, Kab. Bekasi

Ngapain dan Ada Apa aja sih yabg bisa didapat?
Ilmu bermanfaat
¤ Soft drink
¤ pahala majlis
¤ Bazaar
¤ Penampilan Nasyid
¤ Penampilan Tari Saman

Contact Person :
Akhwat 085730418737
Ikhwan 085600448144 

 ”Dari Abu Dzar, ia berkata Rasulullah SAW bersabda: ”Wahai Abu Dzar. Hendaklah engkau pergi, lalu engkau mempelajari satu ayat dari kitab Allah, lebih baik bagimu daripada kamu shalat 100 rakaat. Dan hendaklah engkau pergi, lalu engkau mempelajari suatu bab ilmu yang dapat diamalkan ataupun belum dapat diamalkan, adalah lebih baik daripada kamu shalat 1.000 rakaat.”
(HR Ibnu Majah)

WASSALAMUALAIKUM WR. WB.