Berikut daftar pemenang lomba di acara Aktivis Muslim ITSB yang diumumkan pada TABLIGH AKBAR pada hari Ahad, 29 November 2015. Untuk yang belum beruntung, tahun depan InsyaAllah bisa ikut berpartisipasi lagi dan untuk yang sudah menang terimakasih atas usaha maksimal yang telah kalian persembahkan buat kita semua... #HIJRAH #MERAIH BERKAH
Dai mahasiswa
1. Citra sri maryati (ars)
2. M jamil innayatullah (tpp)
3. M fifin f (pwk)
Kaligrafi
1. Resti dwi a (pwk)
2. Eva gusnida (tmm)
3. Albar r.m (tmm)
Dai siswa
1. Tarmilah (sman 1 ciktim)
2. R soni A.M (smk garuda nusantara)
3. M al kautsar ( sman 5 tamsel)
Murattal
1. Fachirah hestiana r (sman 1 kota bogor)
2. Indah sapitri (ma al islah)
3. Yayan hidayat (smk garuda nusantara)
Poster
1. Mukhlisin (man cikarang)
2. Bintan insani (sman 5 tamsel)
3. Aisya zahra syafira (man 9 jakarta)
Adzan
1. Abi syahrullah (sman 1 ciktim)
2. Hendra setiaji (smk garuda nusantara)
3. Ahmad zainie (ma al islah)
Cerpen islami
1. Mukhlisin (man cikarang)
2. Siti khodijah (smkn 1 cikpus)
3. Vita prihatiningrum (sampoerna academy boarding school)
#KEEPSPIRIT #KEEPISTIQOMAH
Selasa, 01 Desember 2015
Kamis, 26 November 2015
2 Dosa yang dianggap Remeh namun Siksaannya Pedih
16 November 2015 / 13 Safar 1437 H
Sering Rasulullah melewati kuburan.
Namun, kali ini berbeda. Beliau mendengar dua orang penghuni kubur yang
sedang disiksa dengan siksaan yang pedih. Azab kubur itu demikian
dahsyat sehingga beliau berhenti. Sahabat yang mengikuti beliau pun ikut
berhenti lalu Rasulullah menerangkan tentang apa yang diberitahukan
Allah tentang siksa kubur itu.
يُعَذَّبَانِ ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِى كَبِيرٍ ، ثُمَّ قَالَ بَلَى ، كَانَ أَحَدُهُمَا لاَ يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ ، وَكَانَ الآخَرُ يَمْشِى بِالنَّمِيمَةِ
“Keduanya disiksa, dan tidaklah
keduanya disiksa karena dosa besar” Lalu beliau melanjutkan sabdanya,
“Benar (sebenarnya itu dosa besar), salah satunya disiksa karena tidak
menjaga diri saat buang air kecil dan yang satu lagi disiksa karena
namimah” (HR. Bukhari)
Ketika menjelaskan hadits ini dalam Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Asqalani menjelaskan bahwa “wa maa yu’adzdzibaani fii kabiir”
maksudnya adalah dua dosa itu menurut mereka (orang yang disiksa kubur
tersebut) bukanlah dosa besar. Doa itu dianggap kecil. Dosa itu
diremehkan. Padahal sebenarnya dosa itu besar dalam pandangan Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
Anggapan yang meremehkan dosa itu persis seperti firman Allah:
وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمٌ
“Kamu mengira bahwa hal itu adalah remeh padahal ia di hadapan Allah sangat besar” (QS. An Nur: 15)
Dua dosa yang dianggap remeh padahal
sebenarnya merupakan dosa besar dan karenanya mendatangkan siksa kubur
yang pedih itu adalah tidak menjaga diri dari kencing dan namimah.
Tidak menjaga diri dari kencing,
sebagian ulama mengartikan tidak menutu aurat saat buang air kecil.
Namun pendapat yang lebih kuat adalah tidak menjaga diri dan pakaian
pada saat buang air kecil sehingga terciprat air kencing. Akibatnya,
tubuh atau pakaiannya terkena najis dan menjadikan shalatnya tidak sah.
Sebab di antara syarat sah shalat adalah suci badan, pakaian dan tempat
shalat dari najis.
Di zaman sekarang, perkara menjaga diri
dan pakaian dari air kencing ini dianggap perkara yang remeh. Coba lihat
di pusat perbelanjaan atau tempat-tempat umum, sering kali yang
tersedia adalah tempat buang air kecil yang tidak representatif atau
urinoir yang membuat orang sulit menghindari cipratan air kencing.
Selain faktor fasilitas, faktor ‘kemalasan’ juga dominan. Setelah buang
air kecil tidak beristinja’ dengan baik, ada yang bahkan tanpa merasa
berdosa setelah buang air kecil langsung memasukkannya ke celana tanpa
istinja’. Akibatnya, celana otomatis terkena najis.
Yang kedua adalah namimah; mengadu domba
antar dua orang atau pihak agar bermusuhan. Di zaman sekarang, hal ini
juga sering dianggap remeh. Karena alasan karir, dua orang diadu. Karena
alasan bisnis, dua pesaing dibuat bermusuhan. Karena alasan politik,
fitnah dilancarkan agar dua pihak saling berlawanan. Apalagi di era
media sosial, namimah sepertinya makin dianggap remeh padahal di sisi
Allah merupakan dosa besar yang mengakibatkan pelakunya mendapat siksa
pedih di alam barzakh. Wallahu a’lam bish shawab.
(kisahikmah.com)
Manusia Mudah Dikuasai Iblis, Jika Berada dalam 3 Kondisi Ini !!
16 November 2015 / 13 Safar 1437 H
Nabi Musa ‘alaihis salam pernah bertemu
dengan iblis yang menyerupai manusia. Atas ijin dan karunia dari Allah,
Nabi Musa berhasil mengorek keterangan dari iblis tentang siapa manusia
yang paling mudah dikuasai olehnya.
Iblis akhirnya memberitahukan rahasia
itu. “Tiga kondisi yang membuat manusia akan mudah kami kuasai,” kata
Iblis, “Jika manusia kagum dengan dirinya, merasa banyak amalnya dan
melupakan dosa-dosanya.”
Saudaraku, dari kisah yang dituturkan Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam buku Talbis Iblis ini kita bisa mengambil banyak pelajaran.
Kekaguman pada diri sendiri (‘ujub)
merupakan cikal bakal kesombongan. Merasa diri paling baik, paling suci,
paling hebat. Sikap inilah yang dulu dimiliki iblis sehingga ia diusir
dari surga. Rupanya, dengan sikap ini pula manusia akan mudah dikuasai
oleh iblis.
Ketika seseorang takjub pada dirinya, ia
cenderung akan buta dari kekurangan dan kesalahan dirinya sendiri. Pada
saat yang sama, ia juga tak bisa melihat kebaikan orang lain dan
belajar dari mereka. Yang terjadi, saat ada orang lain berbuat baik, ia
menganggapnya kecil dibandingkan dengan kebaikannya. Saat mengetahui ada
orang lain berprestasi, ia menganggap tidak ada apa-apanya dibandingkan
dengan dirinya.
Kalaupun amal dan prestasi orang lain
itu tak bisa disamainya, ia akan mencari kekurangan atau kesalahan orang
itu untuk dibandingkan dengan dirinya hingga sampai pada kesimpulan
bahwa dirinya tetap lebih unggul dan lebih baik dari orang lain.
Merasa banyak amal merupakan kondisi
kedua yang membuat manusia mudah dikuasai iblis. Karena merasa banyak
amal, ia jadi meremehkan dosa. Apalagi jika menurutnya itu adalah dosa
kecil yang tak sebanding dengan akumulasi amal baiknya. Akhirnya ia
menjadi berani durhaka kepada Allah, tanpa sadar menumpuk-numpuk dosa.
Ia beranggapan kumpulan dosanya hanyalah setumpuk kerikil, padahal
dosanya telah menggunung. Ia beranggapan amalnya seluas samudera,
padahal tidak bernilai di hadapan Allah laksana tetes-tetes air yang
menguap terkena sinar matahari.
Para ulama dan wali Allah, mereka tidak
menganggap kecil suatu dosa karena setiap dosa sejatinya adalah
kedurhakaan kepada Allah yang Maha Besar. Ke-Maha Besar-an Allah membuat
mereka sadar bahwa sekecil apapun maksiat harus segera disesali dan
ditaubati. Maksiat mereka risaukan namun kepada siapa mereka bermaksiat
itu yang lebih merisaukan.
(kisahikmah.com)
TABLIGH AKBAR ITSB 2015
26 November 2015 / 13 Safar 1437 H
ASSALAMUALAIKUM WR. WB.
Keluarga
Mahasiswa Muslim Institut Teknologi dan Sains Bandung (GAMMUS ITSB)
berkolaborasi dengan Kementerian Agama Kabinet Satria Muda Berkarya
dengan bangga mempersembahkan :
TABLIGH AKBAR dengan tema "Make a Change In The Hijr Year"
Bersama Ustadz Akbar Nazary Muhammad (Ketua Yayasan Majelis Dakwah Islam & Founder Line @dakwahislamid ) @akbarnm
Kapan?
Minggu 29 November 2015
Pukul 09.00 until end
(SAVE DATE yaak)
POSISI
Di Lobby Kampus ITSB Kota Deltamas, Cikarang Pusat, Kab. Bekasi
Ngapain dan Ada Apa aja sih yabg bisa didapat?
Ilmu bermanfaat
¤ Soft drink
¤ pahala majlis
¤ Bazaar
¤ Penampilan Nasyid
¤ Penampilan Tari Saman
Contact Person :
Akhwat 085730418737
Ikhwan 085600448144
TABLIGH AKBAR dengan tema "Make a Change In The Hijr Year"
Bersama Ustadz Akbar Nazary Muhammad (Ketua Yayasan Majelis Dakwah Islam & Founder Line @dakwahislamid ) @akbarnm
Kapan?
Minggu 29 November 2015
Pukul 09.00 until end
(SAVE DATE yaak)
POSISI
Di Lobby Kampus ITSB Kota Deltamas, Cikarang Pusat, Kab. Bekasi
Ngapain dan Ada Apa aja sih yabg bisa didapat?
Ilmu bermanfaat
¤ Soft drink
¤ pahala majlis
¤ Bazaar
¤ Penampilan Nasyid
¤ Penampilan Tari Saman
Contact Person :
Akhwat 085730418737
Ikhwan 085600448144
”Dari Abu Dzar, ia berkata Rasulullah SAW bersabda: ”Wahai
Abu Dzar. Hendaklah engkau pergi, lalu engkau mempelajari satu ayat
dari kitab Allah, lebih baik bagimu daripada kamu shalat 100 rakaat. Dan
hendaklah engkau pergi, lalu engkau mempelajari suatu bab ilmu yang
dapat diamalkan ataupun belum dapat diamalkan, adalah lebih baik
daripada kamu shalat 1.000 rakaat.”
(HR Ibnu Majah)
(HR Ibnu Majah)
WASSALAMUALAIKUM WR. WB.
Rabu, 21 Oktober 2015
AKTIVIS GAMMUS ITSB
Aktivis Muslim ITSB merupakan sebuah ajang perlombaan antar pelajar SMA/N sederajat Se-JABODETABEK yang diadakan oleh Keluarga Mahasiswa Muslim Institut Teknologi dan Sains Bandung yang beralamat di Jl. Ganesha Boulevard, Lot-A1 CBD Kota Deltamas Tol Jakarta - Cikampek Km 37 Cikarang Pusat, Kab. Bekasi.
- Da'i
- Adzan
- Murattal
- Poster
- Cerpen
Ketentuan Umum
1. Peserta merupakan siswa/i SMA/N atau sederajat se-JABODETABEK
2. Pendaftaran mulai dibuka pada tanggal 19 Oktober – 21 November 2015.
3. Peserta wajib mengisi formulir lomba dan mendaftar selambat-lambatnya tanggal 21 November 2015.
4. Pembayaran dilakukan via transfer ke no rekening : bank sinarmas atas nama miftakhul jannah 0029066205.
5. Peserta wajib mengkonfirmasi ke Contact person masing-masing lomba setelah melakukan transfer. Dengan format : Nama_asalsekolah_matalomba
Contoh :Irfan_SMAN2TambunSelatan_
6. Bukti transfer dikirimkan ke email aktivisgammusitsb@gmail.co
7. Khusus untuk pengiriman karya lomba poster dan cerpen dikirimkan ke email itsbgammus@gmail.com .
8. Hadiah pemenang meliputi : Tropi, uang pembinaan dan sertifikat.
9. Hadiah pemenang akan diserahkan pada acara Tabligh 29 November 2015
10. Pemenang lomba wajib menghadiri Tabligh 29 November 2015.
11. Setiap mata lomba memiliki kuota atau batas peserta masing-masing.
12. Pendaftaran memiliki 2 sistem, online dan secara langsung.
Online
Peserta mendownload formulir pendaftaran yang tersedia di web http://
Secara Langsung
Menyerahkan langsung formulir pendaftaran ke kampus Kampus Institut Teknologi dan Sains Bandung (ITSB) Jalan Ganesha Boulevard LOT A1 CBD
Kota Deltamas Tol Jakarta - Cikampek Km 37. Pendaftaran secara langsung hanya dapat dilakukan pada tanggal : Sabtu 24 Oktober 2015, Sabtu 31 Oktober 2015, Sabtu 7 November 2015, Sabtu 14 November 2015, Sabtu 21 November 2015.
Setiap Pukul 08.00-16.00 WIB (wajib menghubungi contact person terlebih dahulu).
Ketentuan Khusus :
Lomba Da’i :
1. Peserta meliputi 1 Ikhwan atau 1 Akhwat per sekolah.
2. Peserta selambat-lambatnya hadir 20 menit sebelum lomba dimulai.
3. Tema materi yang disampaikan adalah “Make a Change On The Hijri Year”
4. Peserta diharuskan berpakaian muslim bagi laki-laki dan berpakaian muslimah bagi perempuan, rapi dan menggunakan sepatu.
5. Waktu yang diberikan untuk tiap peserta yaitu maksimal 7 menit.
6. Lomba da’i diadakan pada tanggal sabtu 28 November 2015.
7. Peserta diwajibkan mengikuti technical meeting tanggal 21 November 2015
Lomba Murottal :
1. Peserta meliputi 1 ikwan atau 1 akhwat per sekolah.
2. Peserta selambat-lambatnya hadir 20 menit sebelum lomba dimulai.
3. Peserta diharuskan berpakaian muslim bagi laki-laki dan berpakaian muslimah bagi perempuan, rapi dan menggunakan sepatu.
4. Peserta mengikuti instruksi dari panitia selama lomba berlangsung.
5. Peserta membacakan surat pilihan yang sudah ditentukan.
6. Diperbolehkan membawa Al-Qur’an milik pribadi.
7. Surat pilihan:
o Ar Rahman
o Al Waqiah
o Al Mulk
Lomba Adzan :
1. Setiap sekolah mengirimkan hanya 1 peserta (ikhwan).
2. Peserta lomba sudah berada di lokasi lomba selambat-lambatnya 20 menit sebelum lomba dimulai.
3. Peserta lomba menggunakan pakaian muslim dan sepatu.
4. Peserta lomba dipanggil berdasarkan nomor undian yang buat oleh panitia.
5. Adzan yang dikumandangkan bukan adzan shubuh.
6. Keputusan juri bersifat mutlak.
7. Peserta diberi waktu maksimal 5 menit
Lomba cerpen islami :
1. Peserta adalah perorangan/individu
2. Naskah diketik rapi pada kertas A4; Times New Roman; font 12; line spacing 1,5; margin normal (2,54 cm) ; dikirim dalam format pdf.
3. Panjang naskah berkisar antara 8 - 12 halaman.
4. Peserta hanya boleh mengirim satu judul naskah cerpen .
5. Tema naskah adalah “Perubahan di Tahun Baru Islam”.
6. Naskah harus asli, bukan saduran atau terjemahan.
7. Cerpen bebas sopan dan tidak mengandung SARA.
8. Naskah belum pernah/tidak sedang diikutkan dalam lomba penulisan lainnya dan belum pernah dipublikasikan di media apapun.
9. Naskah beserta biodata lengkap dikirimkan melalui via email ke itsbgammus@gmail.com dengan format subjek : LOMBA CERPEN ISLAMI ITSB dan format nama file : CI_Judul Cerpen_Nama Penulis_Asal Sekolah
10. Naskah melampirkan biodata diri yang berisi : Nama Lengkap, TTL, No.Handphone, Alamat Sekolah , dan Alamat Rumah.
11. Peserta wajib melampirkan scan/foto kartu pelajar/OSIS serta scan bukti pembayaran dari bank.
12. Naskah yang dikirim ke panitia menjadi milik panitia tetapi hak cipta tetap pada pengarang. Panitia berhak menyebarkan tulisan atas nama pengarang.
13. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat dan tidak diadakan surat menyurat.
14. Waktu pengumpulan karya Tanggal 19 Oktober – 21 November 2015
Lomba Poster
1. Tema lomba “Make a Change On The Hijri Year”
2. Waktu pengumpulan karya Tanggal 19 Oktober – 21 November 2015
3. Waktu penjurian 22 November – 25 November 2015
4. Pengumuman dan pameran lomba poster 29 November 2015
5. Lomba bersifat perorangan
6. Terdiri dari berbagai perwakilan Pelajar SMA se-JABODETABEK.
7. Setiap peserta hanya dapat mengirim 1 (satu) desain poster beserta deskripsi desain.
8. Peserta wajib mencantumkan nomor telepon yang dapat dihubungi.
9. Karya orisinil dan belum pernah dipublikasi sebelumnya.
10. Tidak mengandung unsur pronografi dan SARA.
11. Dibuat di kertas ukuran A4
12. Karya yang dilombakan harus sesuai dengan tema dan memenuhi kriteria karya.
13. Karya yang telah dikirimkan menjadi hak milik panitia pelaksana.
14. Keputusan juri dan panitia mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.
Tata cara pemngumpulan karya :
1. Karya dikirimkan melalui email ke itsbgammus@gmail.com
• Subject : (nama peserta)_(asal sekolah)_(lomba poster)
2. Karya dikirim dengan format asli (.PSD/.CDR/.AI) serta format JPG/GIF/TIFF/PNG (dalam bentuk .rar dengan nama sesuai nama peserta)
Adapun biaya pendaftaran mata lomba adalah :
- Da'i = Rp 30.000
- Adzan = Rp 20.000
- Murattal = Rp 30.000
- Poster = Rp 20.000
- Cerpen = Rp 30.000
Sabtu, 10 Oktober 2015
TALKSHOW MENTORING GAMMUS ITSB 2015
Assalamu'alaikum wr wb
Ayo ... ikuti dan simak kegiatan GAMMUS ITSB yang paling kece dan gaul abis dalam :
TALKSHOW MENTORING
bersama narasumber ternama di GAMMUS ITSB
1. Ustadz Faisal (Murabbi GAMMUS ITSB)
2.Kak dedeh (Dewan Pertimbangan Organisasi GAMMUS ITSB)
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada :
Hari = Sabtu, 31 Oktober 2015 ( 18 Muharram 1437 H )
Jam = 09.00 - 17.00
Tempat = @Selasar ITSB
Acara:
>Talkshow
>GAMMUS Memasak Cup
>Ta'aruf bersama Murabbi GAMMUS ITSB
>Solat Berjamaah
Apa sih MENTORING?
Bagaimana ikutnya? Apa aja sih kegiatan MENTORING? Penasaran dengan MENTORING? ? Yuk kepoin kita lebih dalam di TALKSHOW MENTORING.
Ramaikan juga kegiatan kita
"GAMMUS Memasak Cup"
Yuuk .... rame² memasak, rame² makannya.
"Dengan memasak, kita bakal merasa dekat"
Ajak teman² mu, keluargamu untuk lebih dekat dengan kegiatan GAMMUS ITSB.
Sampai berjumpa di kegiatan kami yang paling kece abis.
Contact person:
Ikhwan:
Roni
0877-1057-7683
Akhwat:
Widiana
0823-3609-2984
Visit us in:
FB: Gammus Itsb
Twit: @Gammus_itsb
Blog: gammus-itsb.blogspot.com
Line: http://line.me/ti/p/
Wassalamu'alaikum wr wb
Sabtu, 03 Oktober 2015
UNDANGAN TA'ARUF
Assalamualaikum wr. wb.
Kami dari GAMMUS ITSB mengundang mahasiswa ITSB angkatan 12-15 untuk Ta'aruf (berkenalan) bersama GAMMUS ITSB. yang akan dilaksanakan pada :
Hari = Senin, 5 Oktober 2015 ( 21 Dzulhijjah 1436 H )
Tempat = Aula ITSB
Jam = 17:30 s/d 20-00
isi acara :
Buka Bersama, Sholat berjama'ah, Games, pemberian informasi kegiatan GAMMUS yang akan datang.
datang dan hadiri serta ajak teman-teman akhi dan ukhti sebanyak mungkin untuk lebih mengenal GAMMUS ITSB.
wassalamualaikum wr. wb.
kunjungi sosmed dan web kami :
Blogger : gammus-itsb.blogspot.com
facebook : GAMMUS ITSB
Twitter : @Gammus_ITSB
Instagram : @gammus_itsb
you tube : Gammus ITSB
Email : itsbgammus@gmail.com
Selasa, 16 Juni 2015
RIHLAH GAMMUS ITSB SEASON #1
RIHLAH GAMMUS ITSB SEASON #1
Sabtu, 13 Juni 2015
Assalammualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh…
Gimana kabarnya wahai saudara/i ku yang dirahmati Allah SWT? Alhamdulillah yaa…
Disini GAMMUS ingin berbagi cerita mengenai Rihlah GAMMUS untuk yang pertama. Rihlah berarti “perjalanan”. Rihlah kita lakukan dalam satu hari dimana destinasi kita adalah “Curug Cigentis” yang berada di Desa Mekar Buana, Tegalwaru, Karawang, Jawa Barat. Untuk sampai disana, kita menggunakan transportasi kendaraan roda 2: motor. Waktu untuk menuju kesana membutuhkan ±2 jam. Bagaimana kronologis dan blusukan yang kita lakukan disana, berikut dokumentasinya :
Gbr 1. Sebelum berangkat sarapan dulu yukk…
Gbr 2. Briefing mengenai rundown acara serta pembagian kelompok, setiap anggota kelompok wajib mengafalkan sebuah ayat dan artinya yaa.. ada Doorprize menanti lohh
Gbr 3. Mulai jalan, hati-hati yaa jangan ngebut-ngebut. Karena ada beberapa jalan yang sedikit rusak. Hati-hati, teliti, dan konsentrasi hehehe
Gbr 4. Ini kita udah nyampe di pintu gerbangnya lohh.. Ukhti-ukhti ini luarbiasa lohh bawa motornya udah kaya Valentino Rossi yang lagi kena macet #jangandibayangkan hehehe
Gbr 5. Saatnya olahragaa, ayoo semangat ya Akhi jangan kalah sama Ukhtinya. Ini adalah momen yang paling melelahkan bagi kita, tapi kelelahan kita akan terbayar ketika kita sampai tujuan kita. HAMASAH!!!
Gbr 6. Setor hafalan ayat ditengah2 perjalanan, hayoo walau pada capek tapi harus tetep fokus yaa
Gbr 7. Alhamdulillah akhirnya nyampe curug jugaa, pada kecapean nih . Duduk sambil dengerin beberapa kata sambutan dari ketua GAMMUS dan Ketua Pelaksana serta beberapa materi yang disampaikan oleh Akhi Yusuf dan Ukhti Zamut.
Gbr 8. Sesi foto-foto dan juga ada yang abis mandi-mandi tuh Akhi-nya. Subhanallah ..
Gbr 9. S E M A N G A T ! Bakti Sosial demi Kemakmuran Musholla. Mushollah Al-Ikhlas ini berada di daerah sekitar Curug Cigentis, sekitar ±50 meter dari Curug. “Kebersihan adalah sebagian dari Iman” Semoga kita senantiasa beriman kepada-Nya.
Gbr 10. Selesai Baksos, wajah-wajah masih terlihat bersemangat. Semua karena indahnya K E B E R S A M A A N !!! Tidak ada yang terasa terbebani jika kita melakukan semuanya dengan Ikhlas dan sabar, dan berjamaah. Semoga kelak di Syurga kita kan dipertemukan kembali.. Amiinn ya Robbal Alamin…
Sekian dulu kronologi singkat mengenai rihlah GAMMUS yang pertama ini. Sebenarnya masih banyak lagi kegiatan rihlah yang kita lewatkan dalam blog ini. Jika penasaran nantikan dan ikuti Rihlah GAMMUS Season berikutnya yaa. #GAMMUS #ITSB #KeepSpirit #KeepIstiqomah
Wassalammualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh…
Sabtu, 06 Juni 2015
Bagi Yang Demam Akik, Apa Tujuan Anda Memakainya?
Kota Deltamas, 06 Juni 2015
Jika tujuan Anda meniru Nabi –shallallahu alaihi wasallam-, ketahuilah bahwa beliau memakainya karena tuntutan keadaan, kalau saja bukan karena tuntutan tentu beliau tidak mengenakannya, cobalah perhatikan hadits berikut:
Sahabat Anas -radhiallahu anhu- mengatakan:
أنَّ النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ أراد أن يكتب إلى كِسرى وقيصرَ والنَّجاشيِّ . فقيل : إنهم لا يقبلون كتابًا إلا بخاتمٍ . فصاغ رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ خاتمًا حلقةَ فضةٍ . ونقش فيه – محمدٌ رسولُ اللهِ –
“Ketika Nabi –shallallahu alaihi wasallam– ingin menulis surat kepada kisra (raja persia), qaishar (raja romawi), dan raja Najasyi, beliau diberi kabar bahwa mereka tidaklah menerima surat kecuali dengan STEMPEL.
Maka Rasulullah –shallallahu alaihi wasallam– pun membuat CINCIN yang lingkarannya terbuat dari perak, dan diukirlah padanya tulisan ‘Muhammadur Rasulullah‘.” (HR. Muslim: 2092)
Jika tujuan Anda karena senang memakai cincin, maka silahkan memakainya, tapi janganlah mendakwakan bahwa itu sunnah Nabi –shallallahu alaihi wasallam-, karena beliau memakainya bukan karena kesenangan, tapi karena tuntutan dan kebutuhan.
Pegang teguhlah perkataan Imam Syafi’i –rahimahullah-: “Aku beriman kepada Rasulullah, dan apapun yang datang dari Rasulullah, sesuai yang DIINGINKAN oleh Rasulullah –shallallahu alaihi wasallam-“. (Lum’atul I’tiqod, hal:7).
Jika tujuan Anda ingin menggunakannya untuk “keberuntungan”, atau “penglaris”, atau “pesugihan”, atau “pelet”, maka ini tidak hanya bukan sunnah Nabi, tapi sudah masuk dalam ranah kesyirikan, karena ini sama dengan menggunakan jimat, padahal Baginda Nabi –shallallahu alaihi wasallam– telah bersabda:
من علَّقَ تميمةً فقد أشرَكَ
“Barangsiapa menggantungkan tamimah (jimat), maka dia telah jatuh dalam kesyirikan” (HR. Ahmad: 17422, shahih)
Jika Anda menggunakannya karena ikut-ikutan tren, maka ini tidak sepantasnya dilakukan, karena perangai ikut-ikutan itu menunjukkan tidak adanya prinsip/pegangan hidup. Abdullah bin Mas’ud –radhiallahu anhu– pernah mengatakan:
“Janganlah kalian sekali-kali jadi orang yg ikut-ikutan… yaitu orang yg mengatakan: aku (akan) bersama manusia, jika mereka mendapatkan petunjuk; aku pun mendapatkan petunjuk, dan jika mereka tersesat; aku pun akan tersesat“. (Hilyatul Aulia 1/136).
Jika Anda menggunakannya, tanpa alasan apapun, maka hati-hatilah, mungkin saja Anda sedang tidak sadar atau lagi kena guna-guna penjual akik..
—
Penulis: Ust. Musyafa Ad Darini, Lc., MA.
Artikel Muslim.Or.Id
Mengaitkan Kepribadian Dengan Golongan Darah, Apakah Termasuk Ramalan?
Kota Deltamas, 6 Juni 2015
Setelah kami melihat pada beberapa jurnal dan penelitian ilmiah, ternyata tidak ada hubungan sama sekali antara karakteristik dan golongan darah. Bahkan sebuah penelitian di Jepang, di mana Jepang diberitakan sebagai sumbernya dan sempat menjadi trend di sana, hasil penelitian di Jepang tersebut menunjukkan tidak ada hubungan sama sekali.
Berikut kami nukilkan jurnal penelitiannya:
“Despite the widespread popular belief in Japan about a relationship between personality and ABO blood type, this association has not been empirically substantiated. This study provides more robust evidence that there is NO RELATIONSHIP between blood type and personality, through a secondary analysis of LARGE-SCALE survey data. Recent data (after 2000) were collected using large-scale random sampling from OVER 10,000 PEOPLE in total from both Japan and the US. Effect sizes were calculated. Japanese datasets from 2004 (N = 2,878–2,938), and 2,005 (N = 3,618–3,692) as well as one dataset from the US in 2004 (N = 3,037–3,092) were used. In all the datasets, 65 of 68 items yielded non-significant differences between blood groups. Effect sizes (η2) were less than .003. This means that blood type explained less than 0.3% of the total variance in personality. These results show the NON-RELEVANCE of blood type for personality”.1
Kami pun sekarang sedang menempuh spesialis patologi klinik yang salah satu fokusnya adalah mempelajari darah, komponen serta penyakit terkait dengan darah. Sejauh yang kami pelajari, tidak dijumpai ada komponen atau zat dalam setiap golongan darah yang bisa menyebabkan perbedaan sifat atau mempengaruhi karakter khas seseorang berdasarkan golongan darah. Selain itu jika kita mepelajari lebih detail, golongan darah banyak jenis dan pengelompokannya, bukan hanya golongan A, B, AB dan O.
Secara rasional pun, terlalu sempit jika membatasi sifat manusia yang sangat banyak hanya dengan empat golongan darah saja. Misalnya, betapa banyak orang bergolongan darah O yang sangat pemarah, ada pula orang bergolongan darah O yang sangat sabar dan ada pula yang tengah-tengah.
Jika terbukti tidak ada hubungannya sebaiknya dijauhi
Meskipun hanya iseng dan sekedar main-main saja, sebaiknya dijauhi. Karena hal ini dikhawatirkan termasuk meramal yang dilarang dalam agama dan termasuk kesyirikan yang merupakan larangan terbesar dalam agama. Sebagaimana zodiak dan menebak-nebak nasib, sifat karakter dan peruntungan.
Perlu dibedakan antara ramalan dan prediksi berdasarkan indikasi. Ramalan tidak diperbolehkan, sedangkan prediksi boleh. Agar lebih paham beda ramalan dan prediksi, perlu diketahui mengenai hukum sebab-akibat.
Sebab ada dua yaitu sebab syar’i dan sebab qadari.
1. Sebab syar’i:
Sebab yang ditunjukkan oleh dalil Al-Qur’an atau hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ini bisa kita sebut sebagai sebab walaupun tidak atau hanya belum terbukti secara ilmiah, dengan penelitian atau logika. Karena yang menyatakannya sebagai sebab adalah kabar dari Allah Ta’ala dan hadits Nabi (yang juga bersumber dari Allah Ta’ala). Tentu Allah Subhanahu wa ta’ala lebih mengetahui ciptaan-Nya.
Contoh:
- Maksiat menyebabkan bencana.
- Doa dan sedekah bisa menyembuhkan penyakit.
- Sahabat meruqyah yang terkena racun kalajengking, cukup dibacakan dengan Al-Fatihah saja dan langsung sembuh saat itu juga.
2. Sebab qadari:
Yaitu sebab yang dibuktikan dengan pengalaman, logika dan penelitian ilmiah sebagai sebab dari sesuatu. Sebab qadari ada yang dengan cara halal/benar dan ada juga yang haram. Contohnya:
- sebab qadari yang halal/benar, misalnya: api bisa membakar, rajin belajar bisa pandai, jatuh akan membuat sakit, buang sampah di sungai bisa menyebabkan banjir, dll.
- sebab qadari yang haram: dengan mencuri bisa dapat harta.
Jika mengaitkan suatu hal, pada sebab yang bukan sebab syar’i maupun sebab qadari, maka ini berarti mengaitkan sesuatu bukan pada sebabnya. Dan ini bisa menjerumuskan orang pada perbuatan khurafat, tahayul, dan meramal hal gaib.
Pada kasus menebak karakteristik berdasarkan golongan darah bisa jadi masuk dalam hal ini, karena tidak terbukti secara sebab syar’i maupun sebab qadari. Maka ini dikhawatirkan menebak yang termasuk meramal.
Adapun prediksi atau ramalan yang sifatnya hissiy (memiliki komponen nyata yang bisa diukur) dan taqdiri (terukur) hukumnya boleh karena ada indikasi sebab-akibat, misalnya ramalan (prediksi) cuaca, meramal kapan buah dari suatu tanaman bisa dipetik, memprediksikan keuntungan perusahaan di akhir bulan, dll.
Kenapa meramal bisa termasuk kesyrikan
Karena meramal berarti mengklaim bisa mengetahui hal ghaib. Sedangkan hal ghaib adalah hak khusus Allah saja, hanya Allah yang tahu hal gaib. Allah Ta’ala berfirman.
قُلْ لا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ
Katakanlah, tidak ada satupun di langit dan dibumi yang mengetahui hal ghaib, kecuali Allah. (QS. An-Naml: 65).
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لا يَعْلَمُهَا إِلا هُوَ
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri.” (Al-An’am: 59)
Karenanya zodiak atau perbintangan dan menebak sifat dan peruntungan dengan menggunkan ilmu nujum dilarang dalam agama Islam. Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ اقْتَبَسَ عِلْمًا مِنَ النُّجُومِ، اقْتَبَسَ شُعْبَةً مِنَ السِّحْرِ زَادَ مَا زَادَ
Siapa yang mempelajari ilmu nujum (perbintanga/zodiak), berarti dia telah mempelajari sepotong bagian ilmu sihir. Semakin dia dalami, semakin banyak ilmu sihir pelajari. (HR. Ahmad, dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Termasuk dalam hal ini adalah anggapan sial (thiyarah), misalnya golongan darah atau zodiak ini berarti sedang kurang beruntung dalam masalah keuangan dan asmara. Padahal tidak ada sebab dan indikasinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الطِّيَرَةُ شِرْكٌ، الطِّيَرَةُ شِرْكٌ، ثَلَاثًا
“Thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik, (3 kali)” (HR. Ahmad, dishahihkan Syuaib Al-Arnauth).
Demikian juga dilarang mendatangi dukun dan peramal. Walaupun hanya sekedar iseng-iseng saja. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا، فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ، فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّد
“Barangsiapa mendatangi dukun atau peramal, lalu ia mempercayai ucapan dukun atau peramal tersebut maka ia telah kafir terhadap (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad -shallallahu’alaihi wa sallam-.” (HR. Ahmad, lihat Ash-Shahihah: 3387)
Kesimpulan
Sebaiknya hindari meramal karakteristik berdasarkan golongan darah walaupun sekedar iseng saja, karena tidak terbukti baik secara syar’i maupun qadari dan dikhawatirkan terjerumus dalam kesyirikan yang merupakan larangan terbesar dalam agama dan pelakunya bisa terancam kekal di neraka.
Demikian semoga bermanfaat.
***
@Markaz YPIA, Yogyakarta tercinta
Penyusun: dr. Raehanul Bahraen
Artikel www.muslim.or.id
Minggu, 31 Mei 2015
Nasihat Usman bin Affan Kepada yang Ingin Menikah
Kota Delta Mas, 12 Syaaban 1436 / 31 Mei 2015
EDISI XI
Assalamualaikum wr. wb.
MENIKAH merupakan tuntunan agama, sunnah Nabi yang mulia, cara
efektif menghindar dari zina, juga di dalamnya terdapat kenikmatan yang
tiada tara. Tentu bagi para pemuda yang telah siap, menikah sangatlah
dianjurkan. Apalagi mengingat zaman sekarang penuh dengan berbagai macam
fitnah yang melenakan.
Kanan kiri banyak wanita yang gampang mengumbar aurat, tanpa mereka sadari itu adalah perbuatan maksiat. Padahal dari rahim mereka kelak lahir para pembesar umat. Dari didikannya pula lah yang diharapkan mampu mencetak generasi taat terhadap nilai-nilai syariat.
Pernikahan memang bukan hal yang sepele. Ada hal-hal tertentu yang mesti kita siapkan sebelum menaiki tangga kebersamaan. Memang bukan hal yang juga mudah untuk dilaksanakan, tapi bukan pula hal yang sulit kalau mau diniatkan. Semua pasti ada jalan.
Niatkan menikah karena Allah Ta’ala, insya Allah akan ada berkah di dalamnya. Jangan hanya sekedar memilih yang cantik paras dan banyak hartanya. Ada yang lebih penting dari pada itu semua, yakni faktor keturunan dan juga agamanya.
Amirul mukminin Ustman bin Affan pernah berpesan kepada anak-anaknya, “wahai anak-anakku, sesungguhnya orang yang hendak menikah itu bagaikan orang yang hendak menyemai benih. Maka hendaklah ia memerhatikan dimana ia akan menyemainya. Dan ingatlah bahwa (wanita yang berasal dari) keturunan yang buruk jarang sekali melahirkan keturunan yang baik. Maka, pilih-pilihlah terlebih dahulu meskipun sejenak.”
Jelaslah bahwa bibit, bebet, bobot calon pasangan kita perlu juga diperhatikan, meskipun sejenak. Karena dari pernikahan itu, kita semua mengharapkan adanya kebaikan. Kebaikan dalam setiap sisi masing-masing pasangan.
Tentunya pula dalam sebuah pernikahan kita menginginkan dikarunia-i putra/putri yang baik perangainya, baik agamanya. Oleh karena itu sebelum menikah perhatikanlah hal-hal yang menjadi hak anak kita kelak. Bukankah Rasulullah SAW pernah mengatakan bahwa Hak anak terhadap orang tuanya ada tiga, dan salah satunya adalah memilihkan calon ibu yang baik bagi anaknya kelak.
Semoga, ini dapat dijadikan pelajaran bagi siapapun ketika hendak melangkah menuju jenjang pernikahan.
Kanan kiri banyak wanita yang gampang mengumbar aurat, tanpa mereka sadari itu adalah perbuatan maksiat. Padahal dari rahim mereka kelak lahir para pembesar umat. Dari didikannya pula lah yang diharapkan mampu mencetak generasi taat terhadap nilai-nilai syariat.
Pernikahan memang bukan hal yang sepele. Ada hal-hal tertentu yang mesti kita siapkan sebelum menaiki tangga kebersamaan. Memang bukan hal yang juga mudah untuk dilaksanakan, tapi bukan pula hal yang sulit kalau mau diniatkan. Semua pasti ada jalan.
Niatkan menikah karena Allah Ta’ala, insya Allah akan ada berkah di dalamnya. Jangan hanya sekedar memilih yang cantik paras dan banyak hartanya. Ada yang lebih penting dari pada itu semua, yakni faktor keturunan dan juga agamanya.
Amirul mukminin Ustman bin Affan pernah berpesan kepada anak-anaknya, “wahai anak-anakku, sesungguhnya orang yang hendak menikah itu bagaikan orang yang hendak menyemai benih. Maka hendaklah ia memerhatikan dimana ia akan menyemainya. Dan ingatlah bahwa (wanita yang berasal dari) keturunan yang buruk jarang sekali melahirkan keturunan yang baik. Maka, pilih-pilihlah terlebih dahulu meskipun sejenak.”
Jelaslah bahwa bibit, bebet, bobot calon pasangan kita perlu juga diperhatikan, meskipun sejenak. Karena dari pernikahan itu, kita semua mengharapkan adanya kebaikan. Kebaikan dalam setiap sisi masing-masing pasangan.
Tentunya pula dalam sebuah pernikahan kita menginginkan dikarunia-i putra/putri yang baik perangainya, baik agamanya. Oleh karena itu sebelum menikah perhatikanlah hal-hal yang menjadi hak anak kita kelak. Bukankah Rasulullah SAW pernah mengatakan bahwa Hak anak terhadap orang tuanya ada tiga, dan salah satunya adalah memilihkan calon ibu yang baik bagi anaknya kelak.
Semoga, ini dapat dijadikan pelajaran bagi siapapun ketika hendak melangkah menuju jenjang pernikahan.
Wassalamualaikum wr. wb.
Oleh : Mustaqim Aziz, @mustaqimaziz2
17 Yahudi Serbu Masjid Al-Aqsha
Kota Delta Mas, 12 Syaaban 1436 / 31 Mei 2015
EDISI XI
Assalamualaikum wr. wb.
Sekumpulan Yahudi dikabarkan telah menyerbu area Masjidil Aqsha dari sisi barat Pintu al Maghariba pada Ahad (31/5/2015).
Beberapa media menyebutkan bahwa lebih dari 17 Yahudi menyerbu area
Masjidil Aqsha dan mereka berjalan-jalan di area masjid. Mereka menyebut
ini sebagai bagian dari tour penyerbuan pagi, dengan mendapatkan
perlindungan ketat dari polisi Israel. Aksi penyerbuan ini dihadang
dengan teriakan takbir dari para jamaah Masjidil Aqsha.
Disebutkan
bahwa polisi Israel menahan identitas para wanita Palestina di
gerbang-gerbang masuk Masjidil Aqsha dan menyerahkan kepada mereka kartu
khusus. Gunanya adalah memudahkan penangkapan mereka sekaligus untuk
memudahkan menuduh mereka “menghalangi kerja polisi dan bertakbir”. Hal
yang sama juga dilakukan polisi Israel kepada warga Palestina yang
bersiaga di dalam Masjidil Aqsha.
Wassalamualaikum wr. wb.
SC: ISLAM POS
Orientasi Hidup Generasi, Mau Dibawa Kemana?
Kota Delta Mas, 12 Syaaban 1436 / 31 Mei 2015
EDISI XI
Assalamualaikum wr. wb.
Maraknya ajang
pencarian bakat akhir-akhir ini banyak menyita perhatian masyarakat dari
berbagai kalangan. Hampir setiap hari masyarakat disuguhi
tayangan-tayangan rendahan yang sengaja dibuat demi mengalihkan
perhatian mereka dari persoalan serius negeri ini yang menuntut adanya
solusi.
Bukti kesuksesan tayangan-tayangan tersebut adalah bergesernya orientasi masyarakat kita menjadi pemikiran yang hanya berorientasi pada kesenangan duniawi diri mereka sendiri. Dan hasilnya muncullah sifat individualis dan egois di tengan-tengah mereka. Mereka tak lagi memikirkan solusi dari kasus kenaikan pangan yang menyengsarakan, pergaulan remaja yang semakin menggila, prostitusi yang menjadi-jadi dan berbagai persoalan lainnya.
Yang terpenting adalah mereka merasa puas ketika kebutuhan sudah tercukupi. Serta berpikiran bahwa pemerintah lah yang wajib bertanggung jawab untuk mengatasi persoalan negeri ini. Inilah bukti penjajahan pemikiran yang sengaja disuntikkan kepada masyarakat kita.
Dan lagi-lagi baratlah yang menjadi dalang dalam upaya penghancuran generasi dengan menggeser nilai orientasi pada diri mereka. Barat menginginkan agar masyarakat negeri ini, khususnya muslim, terjauh dari nilai-nilai yang berorientasi islam menuju budaya sekuler dan menjadikan barat sebagai satu-satunya kiblat bagi masyarakat negeri ini. Sungguh barat akan melakukan berbagai cara guna menjaga kepentingan-kepentingannya di negeri-negeri muslim, dan ia tak akan rela apabila umat muslim bangkit dan bersatu.
Sebenarnya syariat islam sudah menawarkan solusi berupa aturan yang lengkap atas berbagai permasalahan yang menimpa negeri ini. Kebenarannya sudah teruji selama-berabad-abad. Ketika syariat islam diterapkan secara sempurna dalam bentuk negara khilafah, maka tidak ada permasalahan yang tidak bisa diselesaikan oleh islam.
Jadi untuk menerapkan islam dalam bentuk khilafah hendaklah ada masyarakat yang memiliki pola pikir dan pola sikap yang berorientasi pada nilai-nilai islam dan sadar bahwa islam adalah solusi. Yang berkeinginan islam untuk di terapkan.
Untuk menciptakan masyarakat tersebut hendaklah ada sebagian muslim yang memiliki kesadaran politik yang berorientasi islam (dalam islam politik berarti mengurusi urusan umat). Yang sadar akan persoalan yang menimpa masyarakat saat ini dan faham bagaimana islam memberikan solusi. Dan tentunya sebagian umat muslim tadi haruslah melakukan dakwah (menyeru orang lain pada kebaikan) sebagai wujud dari aktivitas politiknya.
Bukti kesuksesan tayangan-tayangan tersebut adalah bergesernya orientasi masyarakat kita menjadi pemikiran yang hanya berorientasi pada kesenangan duniawi diri mereka sendiri. Dan hasilnya muncullah sifat individualis dan egois di tengan-tengah mereka. Mereka tak lagi memikirkan solusi dari kasus kenaikan pangan yang menyengsarakan, pergaulan remaja yang semakin menggila, prostitusi yang menjadi-jadi dan berbagai persoalan lainnya.
Yang terpenting adalah mereka merasa puas ketika kebutuhan sudah tercukupi. Serta berpikiran bahwa pemerintah lah yang wajib bertanggung jawab untuk mengatasi persoalan negeri ini. Inilah bukti penjajahan pemikiran yang sengaja disuntikkan kepada masyarakat kita.
Dan lagi-lagi baratlah yang menjadi dalang dalam upaya penghancuran generasi dengan menggeser nilai orientasi pada diri mereka. Barat menginginkan agar masyarakat negeri ini, khususnya muslim, terjauh dari nilai-nilai yang berorientasi islam menuju budaya sekuler dan menjadikan barat sebagai satu-satunya kiblat bagi masyarakat negeri ini. Sungguh barat akan melakukan berbagai cara guna menjaga kepentingan-kepentingannya di negeri-negeri muslim, dan ia tak akan rela apabila umat muslim bangkit dan bersatu.
Sebenarnya syariat islam sudah menawarkan solusi berupa aturan yang lengkap atas berbagai permasalahan yang menimpa negeri ini. Kebenarannya sudah teruji selama-berabad-abad. Ketika syariat islam diterapkan secara sempurna dalam bentuk negara khilafah, maka tidak ada permasalahan yang tidak bisa diselesaikan oleh islam.
Jadi untuk menerapkan islam dalam bentuk khilafah hendaklah ada masyarakat yang memiliki pola pikir dan pola sikap yang berorientasi pada nilai-nilai islam dan sadar bahwa islam adalah solusi. Yang berkeinginan islam untuk di terapkan.
Untuk menciptakan masyarakat tersebut hendaklah ada sebagian muslim yang memiliki kesadaran politik yang berorientasi islam (dalam islam politik berarti mengurusi urusan umat). Yang sadar akan persoalan yang menimpa masyarakat saat ini dan faham bagaimana islam memberikan solusi. Dan tentunya sebagian umat muslim tadi haruslah melakukan dakwah (menyeru orang lain pada kebaikan) sebagai wujud dari aktivitas politiknya.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Oleh : Natalia Indah Sari, Pelajar-Ngrambe
SC : ISLAM POS
Amalan Malam dan Puasa Nisfu Sya’ban, Adakah Tuntunannya?
Kota Delta Mas, 12 Syaaban 1436 / 31 Mei 2015
EDISI XI
Assalamualaikum wr. wb.
Benarkah ada tuntunan dari Rasulullah di malam ini?
Sesungguhnya Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Aku tidak pernah sekali pun melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali (pada) bulan Ramadan, dan aku tidak pernah melihat beliau (banyak berpuasa -ed) dalam suatu bulan kecuali bulan Sya’ban. Beliau berpuasa pada kebanyakan hari di bulan Sya’ban.” (HR. al-Bukhari: 1868 dan HR. Muslim: 782)
Dalam hadits yang lain, Usamah bin Zaid berkata, “Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu berpuasa dalam beberapa bulan seperti puasamu di bulan Sya’ban. Beliau menjawab, ‘Itu adalah satu bulan yang manusia lalai darinya. (Bulan itu adalah) bulan antara Rajab dan Ramadan, dan pada bulan itu amalan-amalan manusia diangkat kepada Rabbul ‘alamin, maka aku ingin supaya amalanku diangkat pada saat aku berpuasa.’ ” (HR. an-Nasa’i: 1/322, dinilai shahih oleh al-Albani dalam Irwa’ al-Ghalil: 4/103)
Adapun pengkhususan hari-hari tertentu pada bulan Sya’ban untuk berpuasa atau qiyamul lail, seperti pada malam Nisfu Sya’ban, maka hadits-haditsnya lemah bahkan palsu. Di antaranya adalah hadits:
“Jika datang malam pertengahan bulan Sya’ban, maka lakukanlah qiyamul lail, dan berpuasalah di siang harinya, karena Allah turun ke langit dunia saat itu pada waktu matahari tenggelam, lalu Allah berkata, ‘Adakah orang yang minta ampun kepada-Ku, maka Aku akan ampuni dia. Adakah orang yang meminta rezeki kepada-Ku, maka Aku akan memberi rezeki kepadanya. Adakah orang yang diuji, maka Aku akan selamatkan dia. Adakah demikian dan demikian?’ (Allah mengatakan hal ini) sampai terbit fajar.” (HR. Ibnu Majah: 1/421; HR. al-Baihaqi dalam Su’abul Iman: 3/378)
Hadits ini dari jalan Ibnu Abi Sabrah, dari Ibrahim bin Muhammad, dari Mu’awiyah bin Abdillah bin Ja’far, dari ayahnya, dari Ali bin Abi Thalib, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Hadits ini adalah hadits maudhu’/palsu, karena perawi bernama Ibnu Abi Sabrah tertuduh berdusta, sebagaimana dalam Taqrib milik al-Hafidz. Imam Ahmad dan gurunya (Ibnu Ma’in) berkata tentangnya, “Dia adalah perawi yang memalsukan hadits.”
Maka dari sini kita ketahui bahwa hadits tentang fadhilah (keutamaan –ed) menghidupkan malam Nisfu Syaban dan berpuasa di siang harinya tidaklah sah dan tidak bisa dijadikan hujjah (argumentasi). Para ulama menyatakan hal itu sebagai amalan bid’ah dalam agama. [Lihat Fatawa Lajnah Da’imah: 4/277, fatwa no. 884]
Wassalamualaikum Wr. Wb.
SC: ISLAM POS
Sabtu, 23 Mei 2015
Sya'ban ala Rasulullah SAW (amalan-amalan sunnah dan tarbiyah imaniyah di bulan Sya'ban)
Kota Delta Mas, 04 Syaaban 1436 / 23 Mei 2015
EDISI X
Assalamualaikum wr. wb.
Banyak di antara kaum muslimin yang terjebak dalam amalan-amalan bid’ah di bulan Sya’ban ini karena mereka mengamalkan hadits-hadits yang statusnya lemah, lemah sekali dan bahkan palsu. Padahal terdapat banyak hadits shahih yang menjelaskan dengan rinci bagaimana tuntunan Nabi Muhammad SAW dalam mengisi bulan yang mulia ini.
Berikut ini kami sampaikan sekelumit tuntunan Nabi Muhammad SAW dalam mengisi bulan Sya’ban dan beberapa persiapan yang selayaknya dilakukan oleh kaum muslimin dalam rangka menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan. Semoga bermanfaat dan selamat menikmati.
Bulan puasa sunnah
Bulan Sya’ban adalah bulan yang disukai untuk memperbanyak puasa sunah. Dalam bulan ini, Rasulullah SAW memperbanyak puasa sunah. Bahkan beliau hampir berpuasa satu bulan penuh, kecuali satu atau dua hari di akhir bulan saja agar tidak mendahului Ramadhan dengan satu atau dua hari puasa sunah. Berikut ini dalil-dalil syar’i yang menjelaskan hal itu:
عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ: وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ
Dari Aisyah R.A berkata: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW melakukan puasa satu bulan penuh kecuali puasa bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa sunah melebihi (puasa sunah) di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)
Dalam riwayat lain Aisyah berkata:
كَانَ أَحَبُّ الشُّهُورِ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَصُومَهُ شَعْبَانَ، ثُمَّ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ
“Bulan yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW untuk berpuasa sunah adalah bulan Sya’ban, kemudian beliau menyambungnya dengan puasa Ramadhan.” (HR. Abu Daud no. 2431 dan Ibnu Majah no. 1649)
عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ : مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ إِلَّا شَعْبَانَ وَرَمَضَانَ
Dari Ummu Salamah R.A berkata: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali bulan Sya’ban dan Ramadhan.” (HR. Tirmidzi no. 726, An-Nasai 4/150, Ibnu Majah no.1648, dan Ahmad 6/293)
Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani menulis: “Hadits ini merupakan dalil keutamaan puasa sunah di bulan Sya’ban.” (Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari)
Imam Ash-Shan’ani berkata: Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW mengistimewakan bulan Sya’ban dengan puasa sunnah lebih banyak dari bulan lainnya. (Subulus Salam Syarh Bulughul Maram, 2/239)
Maksud berpuasa dua bulan berturut-turut di sini adalah berpuasa sunah pada sebagian besar bulan Sya’ban (sampai 27 atau 28 hari) lalu berhenti puasa sehari atau dua hari sebelum bulan Ramadhan, baru dilanjutkan dengan puasa wajib Ramadhan selama satu bulan penuh. Hal ini selaras dengan hadits Aisyah yang telah ditulis di awal artikel ini, juga selaras dengan dalil-dalil lain seperti:
Dari Aisyah RA berkata: “Aku tidak pernah melihat beliau SAW lebih banyak berpuasa sunah daripada bulan Sya’ban. Beliau berpuasa di bulan Sya’ban seluruh harinya, yaitu beliau berpuasa satu bulan Sya’ban kecuali sedikit (beberapa) hari.” (HR. Muslim no. 1156 dan Ibnu Majah no. 1710)
Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah salah seorang di antara kalian mendahului puasa Ramadhan dengan puasa (sunah) sehari atau dua hari sebelumnya, kecuali jika seseorang telah biasa berpuasa sunnah (misalnya puasa Senin-Kamis atau puasa Daud—pent) maka silahkan ia berpuasa pada hari tersebut.” (HR. Bukhari no. 1914 dan Muslim no. 1082)
Bulan kelalaian
Para ulama salaf menjelaskan hikmah di balik kebiasaan Rasulullah SAW memperbanyak puasa sunah di bulan Sya’ban. Kedudukan puasa sunah di bulan Sya’ban dari puasa wajib Ramadhan adalah seperti kedudukan shalat sunah qabliyah bagi shalat wajib. Puasa sunah di bulan Sya’ban akan menjadi persiapan yang tepat dan pelengkap bagi kekurangan puasa Ramadhan.
Hikmah lainnya disebutkan dalam hadits dari Usamah bin Zaid R.A, ia berkata: “Wahai Rasulullah SAW, kenapa aku tidak pernah melihat Anda berpuasa sunah dalam satu bulan tertentu yang lebih banyak dari bulan Sya’ban? Beliau SAW menjawab:
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفِلُ النَّاسُ عَنْهُ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأَعْمَال إِلى رَبِّ العَالمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عملي وَأَنَا صَائِمٌ
“Ia adalah bulan di saat manusia banyak yang lalai (dari beramal shalih), antara Rajab dan Ramadhan. Ia adalah bulan di saat amal-amal dibawa naik kepada Allah Rabb semesta alam, maka aku senang apabila amal-amalku diangkat kepada Allah saat aku mengerjakan puasa sunah.” (HR. Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Khuzaimah. Ibnu Khuzaimah menshahihkan hadits ini)
Bulan menyirami amalan-amalan shalih
Di bulan Ramadhan kita dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunah seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir, beristighfar, shalat tahajud dan witir, shalat dhuha, dan sedekah. Untuk mampu melakukan hal itu semua dengan ringan dan istiqamah, kita perlu banyak berlatih. Di sinilah bulan Sya’ban menempati posisi yang sangat urgen sebagai waktu yang tepat untuk berlatih membiasakan diri beramal sunah secara tertib dan kontinu. Dengan latihan tersebut, di bulan Ramadhan kita akan terbiasa dan merasa ringan untuk mengerjakannya. Dengan demikian, tanaman iman dan amal shalih akan membuahkan takwa yang sebenarnya.
Abu Bakar Al-Balkhi berkata: “Bulan Rajab adalah bulan menanam. Bulan Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman. Dan bulan Ramadhan adalah bulan memanen hasil tanaman.”
Beliau juga berkata: “Bulan Rajab itu bagaikan angin. Bulan Sya’ban itu bagaikan awan. Dan bulan Ramadhan itu bagaikan hujan.”
Barangsiapa tidak menanam benih amal shalih di bulan Rajab dan tidak menyirami tanaman tersebut di bulan Sya’ban, bagaimana mungkin ia akan memanen buah takwa di bulan Ramadhan? Di bulan yang kebanyakan manusia lalai dari melakukan amal-amal kebajikan ini, sudah selayaknya bila kita tidak ikut-ikutan lalai. Bersegera menuju ampunan Allah dan melaksanakan perintah-perintah-Nya adalah hal yang harus segera kita lakukan sebelum bulan suci Ramadhan benar-benar datang.
Bulan persiapan menyambut bulan Ramadhan
Bulan Sya’ban adalah bulan latihan, pembinaan dan persiapan diri agar menjadi orang yang sukses beramal shalih di bulan Ramadhan. Untuk mengisi bulan Sya’ban dan sekaligus sebagai persiapan menyambut bulan suci Ramadhan, ada beberapa hal yang selayaknya dikerjakan oleh setiap muslim.
a. Persiapan iman, meliputi:
- Segera bertaubat dari semua dosa dengan menyesali dosa-dosa yang telah lalu, meninggalkan perbuatan dosa tersebut saat ini juga, dan bertekad bulat untuk tidak akan mengulanginya kembali pada masa yang akan datang.
- Memperbanyak doa agar diberi umur panjang sehingga bisa menjumpai bulan Ramadhan.
- Memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya’ban agar terbiasa secara jasmani dan rohani. Ada beberapa cara puasa sunah yang dianjurkan di bulan Sya’ban, yaitu: Puasa Senin-Kamis setiap pekan ditambah puasa ayyamul bidh (tanggal 13,14 dan 15 Sya’ban), atau puasa Daud, atau puasa lebih bayak dari itu dari tanggal 1-28 Sya’ban.
- Mengakrabkan diri dengan Al-Qur’an dengan cara membaca lebih dari satu juz per hari, ditambah membaca buku-buku tafsir dan melakukan tadabbur Al-Qur’an.
- Meresapi kelezatan shalat malam dengan melakukan minimal dua rakaat tahajud dan satu rekaat witir di akhir malam.
- Meresapi kelezatan dzikir dengan menjaga dzikir setelah shalat, dzikir pagi dan petang, dan dzikir-dzikir rutin lainnya.
b. Persiapan Ilmu, meliputi:
- Mempelajari hukum-hukum fiqih puasa Ramadhan secara lengkap, minimal dengan membaca bab puasa dalam (terjemahan) kitab Minhajul Muslim (syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi) atau Fiqih Sunnah (syaikh Sayid Sabiq) atau Shahih Fiqih Sunnah (Syaikh Abu Malik Kamal bin As-Sayid Salim) atau pedoman puasa (Tengku Moh. Hasbi Ash-Shidiqi) atau buku lainnya.
- Mempelajari rahasia-rahasia, hikmah-hikmah, dan amalan-amalan yang dianjurkan atau harus dilaksanakan di bulan Ramadhan, dengan membaca buku-buku yang membahas hal itu. Misal (terjemahan) Mukhtashar Minhjaul Qashidin (Ibnu Qudamah Al-Maqdisi) atau Mau’izhatul Mu’minin (Muhammad Jamaluddin Al-Qasimi) atau buku-buku dan artikel-artikel para ulama lainnya.
- Mempelajari tafsir ayat-ayat hukum yang berkenaan dengan puasa, misalnya dengan membaca (terjemahan) Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim (Ibnu Katsir), atau Tafsir Al-Jami’ li-Ahkamil Qur’an (Al-Qurthubi), atau Tafsir Adhwa-ul Bayan (Asy-Syinqithi).
- Mempelajari buku-buku akhlak yang membantu menyiapkan jiwa untuk menyambut bulan Ramadhan.
- Mendengar ceramah-ceramah para ustadz/ulama yang membahas persiapan menyambut dan mengisi bulan suci Ramadhan.
- Mengulang-ulang hafalan Al-Qur’an sebagai persiapan bacaan dalam shalat Tarawih, baik bagi calon imam maupun orang yang shalat tarawih sendirian di akhir malam (tidak berjama’ah ba’da Isya’ di masjid).
- Mendengarkan bacaan murattal shalat tarawih para imam masjid yang terkenal keahliannya di bidang tajwid, hafalan, dan kelancaran bacaan.
c. Persiapan dakwah, meliputi:
- Menyiapkan materi-materi untuk kultum, taushiyah, ceramah, khutbah Jum’at dan dakwah bil lisan lainnya.
- Membuat serlebaran, brosur, pamflet, majalah dinding, buletin dakwah dan lembar-lembar dakwah yang mengingatkan kaum muslimin tentang tata cara menyambut Ramadhan.
- Mengikuti kultum, ceramah-ceramah, dan pengajian-pengajian yang diadakan di sekitar kita (lingkungan masjid, tempat kerja, tempat belajar-mengajar) baik sebagai pemateri atau peserta sebagai bentuk persiapan dan pembiasaan diri untuk mengikuti kegiatan serupa di bulan Ramadhan.
- Mengadakan pesantren kilat, kursus keislaman, islamic study dan acara-cara sejenis.
d. Persiapan Keluarga, meliputi:
- Menyiapkan anak-anak dan istri untuk menyambut kedatangan Ramadhan dengan mengenalkan kepada mereka persiapan-persiapan yang telah disebutkan di atas.
- Membiasakan mereka untuk menjaga shalat lima waktu, shalat sunnah Rawatib, shalat dhuha, shalat malam (tahajud dan witir), dan membaca Al-Qur’an.
- Memberikan taushiyah /kultum harian jika memungkinkan.
- Meminimalkan hal-hal yang melalaikan mereka dari amal shalih di bulan Sya’ban dan Ramadhan, seperti musik-musik dan lagu-lagu jahiliyah, menonton TV, dan kegiatan-kegiatan lain yang tidak membawa manfaat di akhirat.
- Menyisihkan sebagian pendapatan untuk sedekah di bulan ini dan bulan Ramadhan.
e. Persiapan Mental
- Menyiapkan tekad yang kuat dan sungguh-sungguh untuk:
- Membuka lembaran hidup baru dengan Allah SWT, sebuah lembaran putih yang penuh dengan amal ketaatan dan berisi sedikit amal-amal keburukan
- Membuat hari-hari kita di bulan Ramadhan tidak seperti hari-hari kebiasaan kita di bulan lain yang penuh dengan kelalaian dan kemaksiatan
- Meramaikan masjid dengan melakukan shalat lima waktu secara berjama’ah di masjid terdekat dan menghidupkan sunah-sunah ibadah yang telah lama kita tinggalkan, seperti: bertahan di masjid ba’da Subuh sampai terbitnya matahari untuk dzikir, tilawah Al-Qur’an, atau belajar-mengajar; hadir di masjid sebelum adzan dikumandangkan; bersegera ke masjid untuk mendapatkan shaf awal; menunggu kedatangan imam dengan shalat sunnah dan niat I’tikaf; dst.
- Membersihkan puasa dari hal-hal yang merusak pahalanya, seperti bertengkar, sendau gurau dan perbuatan-perbuatan iseng yang sekedar untuk mengisi waktu tanpa membawa manfaat akhirat sedikit pun (main catur, main kartu, nongkrong bareng sambil menyanyi dan main gitar; dst)
- Menjaga dan membiasakan sikap lapang dada dan pemaaf
- Beramal shalih di bulan Ramadhan dan memulai banyak niat sedari sekarang. Seperti; niat bertaubat, niat membuka lembaran hidup baru dengan Allah, niat memperbaiki akhlak, niat berpuasa ikhlas karena Allah semata, niat mengkhatamkan Al-Qur’an lebih dari sekali, niat shalat tarawih dan witir, niat memperbanyak amalan sunah, niat mencari ilmu, niat dakwah, niat membantu menolong dan menyantuni sesama muslim yang membutuhkan, niat memperjuangkan agama Allah, niat umrah, niat jihad dengan harta, niat I’tikaf; dst)
f. Persiapan Jihad melawan hawa nafsu
- Mengekang hawa nafsu dari kebiasaan-kebiasaan buruk dan keinginan hidup mewah, boros, kikir, dan menikmati makanan-minuman yang lezat atau pakaian yang baru di bulan Ramadhan
- Membiasakan lisan untuk mengatakan perkataan-perkataan yang baik dan bermanfaat; mencegahnya dari mengucapkan perkataan-perkataan keji, jorok, menggunjing, mengadu domba, dan perkataan-perkataan yang tidak membawa manfaat di akhirat
- Mencegah hawa nafsu dari keinginan untuk melampiaskan kemarahan, kesombongan, penyimpangan, kemaksiatan dan kezaliman
- Membiasakan diri untuk hidup sederhana, ulet, sabar, dan sanggup memikul beban-beban dakwah dan jihad di jalan Allah
- Melakukan muhasabah (introspeksi) harian dengan membandingkan antara program-program persiapan di atas dan tingkat keberhasilan pelaksanaannya.
Inilah sekelumit amalan sunnah di bulan Sya’ban dan persiapan yang selayaknya dilakukan oleh kaum muslimin dalam rangka menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan.
Semoga kita termasuk golongan yang bisa berniat, berucap, dan berbuat yang terbaik di bulan Sya’ban dan Ramadhan yang akan datang. Hanya kepada Allah SWT kita memohon petunjuk dan pertolongan.
Wallahu a’lam bish shawab..
Wassalamualaikum wr. wb.
Sumber : Arrahmah.com
Langganan:
Postingan (Atom)