GAMMUS ITSB
[Keluarga Mahasiswa Muslim ITSB]
Sejarah terbentuknya GAMMUS ITSB bermula dari amanah rektorat ITSB untuk membentuk sebuah organisasi kemahasiswaan. Kemudian terbentuklah Badan Eksekutif Mahasiswa yang saat ini bernama Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi dan Sains Bandung (KM-ITSB). Setelah terbentuknya KM-ITSB, mulailah berkembang kebutuhan lainnya, yaitu wadah untuk berkumpul antar sesama mahasiswa jurusan dan wadah untuk berkumpul antar sesama mahasiswa yang memiliki ketertarikan (interest) atau hobi yang sama, sehingga terbentuklah beberapa Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
Salah satu UKM yang terbentuk saat itu adalah Lembaga Dakwah Kampus (LDK) ITSB yang merupakan cikal bakal dari GAMMUS ITSB. LDK ini mulai dirintis oleh beberapa mahasiswa ITSB dari berbagai jurusan diantaranya adalah Riana dan Rina dari jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), Tri Wiyatno dari Teknik Material dan Metalurgi (TMM), dan Ahmad Nurcholis dari Teknologi Pengolahan Sawit (TPS). Dengan harapan bahwa LDK ITSB ini dapat menjadi satu diantara sejuta LDK di Indonesia yang memperjuangkan ajaran Islam di lingkungan kampus, dengan berlandaskan tauhid dan ukhuwah islamiyah.
Setelah terbentuknya LDK ITSB, beberapa perintis mulai membahas strategi untuk memulai langkah awal. Diambillah sebuah keputusan langkah awal dengan mencari kader-kader dakwah yang memiliki semangat untuk menegakkan ajaran Islam di lingkungan kampus. Kurang lebih dalam waktu dua bulan, perintis LDK ITSB bertambah anggota, yakni Vicky Fahri (TM), N. Farah F. (TM), Hayatunnisa (TM), Raden Reza R. (TMM) dan Oktavia P. (TMM). Dengan bertambahnya anggota, para perintis LDK ITSB mulai menyusun strategi selanjutnya untuk memperkenalkan LDK ITSB kepada seluruh mahasiswa muslim ITSB, yakni dengan melakukan sebuah kegiatan keagamaan yang melibatkan semua mahasiswa muslim ITSB. Kegiatan ini bernama “SIMAS SLIM” yang merupakan singkatan dari Silaturahmi Mahasiswa Muslim ITSB. Kegiatan yang bertujuan memperkuat ukhuwah islamiyah ini terlaksana pada bulan Syawal 1433 Hijriyah di Masjid Fajar Hidayah Kota Delta Mas, yang dihadiri sekitar 60 mahasiswa dari berbagai jurusan. Melalui kegiatan Simas Slim ini, kader-kader LDK ITSB semakin bertambah dan kemudian dibentuklah kelompok-kelompok kecil untuk melakukan mentoring. Kelompok putera dikoordinir oleh Nurkholis dan kelompok puteri dikoordinir oleh Riana.
Setelah dilakukan mentoring rutin hampir setiap minggu, terlihatlah dengan sendirinya seleksi alam yang terjadi. Dari 60 mahasiswa yang hadir dalam kegiatan Simas Slim, mulai menyusut dan berkurang kuantitasnya. Tapi, dibalik itu tentu ada hikmah yang mencuat, yakni bahwa kader-kader yang tersisa adalah memang kader-kader yang berkualitas, yang insyaallah istiqamah dan memiliki semangat yang tinggi untuk memperjuangkan agama Allah. Kader-kader tersebut diantaranya adalah Yuda Rihal F. (ET), Bagus Priyo S. (TPP), Akbar (TPP), dan Arfan (TPP) di barisan ikhwan, sementara di barisan akhwat bertambah dengan kehadiran Dedeh Winingsih (TPP), Vita (TPP), Windi (TPP), Dwi (TPP), Ana (TPP), Damayanti (TPP) dan Riendy Rahmawati F. (PWK).
Dengan berbekal para anggota aktif, LDK ITSB mulai merintis sebuah kepengurusan periode pertama. Bertempat di Aula Gedung ITSB Lt. 4 dan dihadiri oleh seluruh anggota LDK ITSB, diadakan sebuah musyawarah mufakat untuk menentukan Mas’ul atau Ketua LDK ITSB periode pertama. Setelah melewati berbagai pertimbangan dan musyawarah, pada musyawarah tersebut terpilihlah Mas’ul LDK ITSB pertama, yaitu Yuda Rihal Firdaus (ET). Bersamaan dengan musyawarah pemilihan mas’ul, musyawarah tersebut juga menghasilkan keputusan lain, yakni pemberian nama baru bagi LDK ITSB. Ketika itu terdapat beberapa usulan nama untuk LDK ITSB, yaitu KAMMUS dan GAMMUS. Keduanya memiliki kepanjangan yang sama, “Keluarga Mahasiswa Muslim”. Namun kesepakatan akhirnya jatuh pada nama “GAMMUS”, dengan pertimbangan bahwa nama GAMMUS memiliki kemiripan dengan LDK ITB yang bernama GAMAIS. Dan GAMAIS merupakan role model bagi GAMMUS, karena terbentuknya LDK ITSB juga tidak terlepas dari bantuan saran dari teman-teman LDK lainnya, diantaranya adalah saran dari beberapa teman-teman aktifis GAMAIS ITB.
Selain itu, kata “Keluarga” digunakana karena diharapkan GAMMUS dapat menjadi wadah berkumpul, belajar, berbagi, dan berjuang bersama dalam satu tujuan. Sementara, kata “Muslim” digunakan dengan harapan GAMMUS menjadi tempatnya orang-orang yang sungguh-sungguh dalam memegang keislamannya. Karena masih barunya GAMMUS menjadi sebuah organisasi dan kepengurusan pun dipegang oleh kader-kader muda yang masih butuh bimbingan, maka dibentuklah Dewan Penasehat Organisasi (DPO). DPO ini berfungsi sebagai dewan pertimbangan dan penasehat untuk kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh pengurus GAMMUS. Anggota dari DPO ini yaitu, Reza, Tri, Nurcholis, Riana, dan Rina. Diharapkan dengan adanya DPO ini, GAMMUS dapat menjadi pilar penyangga semangat dakwah di ITSB.
Selain dari internal kampus, kehadiran GAMMUS tidak terlepas dari bantuan dan saran berbagai teman aktifis dakwah yang sudah memiliki pengalaman dan pengetahuan lebih banyak di bidang dakwah dan organisasi keislaman. Atas bantuan dan saran teman-teman tersebut GAMMUS kemudian bergabung dengan Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) yang merupakan organisasi yang berfungsi untuk memudahkan komunikasi atau silaturahmi LDK di seluruh Indonesia. Karena GAMMUS ITSB bertempat di Bekasi, maka GAMMUS bergabung dengan FSLDK JADEBEK (Jakatra, Depok, Bekasi). GAMMUS ITSB pertama kali memperkenalkan diri kepada FSLDK JADEBEK pada saat diselenggarakan Muktamar FSLDK Jadebek ”Inspiring Muslim Youth Conference FSLDK-D VII JADEBEK” di Kampus UNISMA, Bekasi pada tanggal 2-3 Maret 2013. Beberapa perwakilah dari GAMMUS yakni Yuda RF., Putra N., A. Nurcholis, Riana dan Dedeh W., bergabung dengan teman-teman aktifis se-Jadebek untuk memutuskan kepengurusan FSLDK JADEBEK selanjutnya.
Dari hasil musyawarah saat itu diputuskan kepengurusan FSLDK JADEBEK dipegang oleh Universitas Negeri Jakarta. Selain itu, dalam muktamar tersebut masing-masing perwakilan dapat bertukar pikiran mengenai isu-isu atau permasalahan dakwah yang dihadapi di kampusnya, kemudian akan dilakukan diskusi atau aktifis lainnya dapat memberi saran-saran yang diharapkan dapat menjawab atau menyelesaikan permasalahan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar