Kota Deltamas, 6 Rajab 1436 / 25 April 2015
EDISI VI
Bismillahirrahmanirrahim…
Assalammualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh…
kaifa haluk ya akhi wa ukhti ?
nah, kali ini kita akan menyimak pendapat saudara kita tentang Konferensi Asia Afrika 2015 (KAA) yang baru saja digelar di Indonesia.
nah, kali ini kita akan menyimak pendapat saudara kita tentang Konferensi Asia Afrika 2015 (KAA) yang baru saja digelar di Indonesia.
Konferensi Antara Ada (dan Tiada)
Konferensi Asia Afrika (KAA) saat ini tidak lebih dari nostalgia tanpa signifikansi apa-apa, setidaknya ada beberapa point indikatornya
Pertama, Jokowi katakan dalam pidatonya tidk butuh Bank Dunia,ADB, dan IMF untuk sebuah tatanan ekonomi dunia baru.
Hal ini jelas hanya pencitraan yang tidak melihat reality dan feasibility. Padahal faktanya, Jokowi menaikkan BBM atas tekanan IMF.
Hal ini jelas hanya pencitraan yang tidak melihat reality dan feasibility. Padahal faktanya, Jokowi menaikkan BBM atas tekanan IMF.
Kedua, Presiden Iran Rouhani menggalakkan kampanye melawan ekstrimis. Terlihat sekali kampanyenya hanya ingin memukul rata semua pihak yg melawan Ajaran Syiah.
Ketiga, KAA tidak lebih dari ajang nostalgia ini dijadikan tempat kampanye dari misi masing-masing negara, serta ajang khususnya bagi China dalam merebut pengaruh di Pasar Asia Afrika , apalagi melihat potensi kekuatan ekonomi China dalam skala global yang telah mendapuk dirinya sebagai ekonomi terbesar di Dunia, PDB china USD 17,6 Triliun sedangkan PDB USA sebesar USD 17,4 Triliun (katadata, 2014).
Keempat, memerdekakan palestina tanpa ruh kekuatan dan keseriusan. Kalau Joko Wi serius, maka rezimnya harus buka hubungan dengan Hamas sebagai entitas yang didukung rakyat palestina, bukan malah menolaknya untuk buka kantor di Jakarta.
KAA bukan ajang yang mampu (dan relevan) untuk memerdekakan Palestina, kepentingan negara KAA berbeda, potensi ekonomi dan militer negara-negara KAA masih jauh dibawah USA (israel) dan Rusia.
KAA bukan ajang yang mampu (dan relevan) untuk memerdekakan Palestina, kepentingan negara KAA berbeda, potensi ekonomi dan militer negara-negara KAA masih jauh dibawah USA (israel) dan Rusia.
Dibutuhkan sebuah terobosan (yang radikal) oleh negara-negara mayoritas Islam dalam menyatukan segala potensi ekonomi dan militer kalau memang mau merdekakan Palestina.
Wassalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…
Oleh: Aji Teguh Prihatno
Tidak ada komentar:
Posting Komentar